SuratAl Fatihah berisi bacaan dengan pemaknaan yang sangat mulia dan mendalam. Anda dapat membacanya pada buku-buku tafsir surat Al Fatihah. DI sini saya hanya akan menuliskan terjemah dan pemaknaan surat Al Fatihah secara ringkas, bukan tafsirnya. 10. 1. Bismillahirrahmanirrahim 2. Alhamdulillahi rabbil alamin, 3. Arrahmaanirrahiim 4.
HukumIslam tentang Membaca Doa Iftitah Saat Shalat. Doa iftitah adalah satu bacaan doa dalam sholat yang dibaca satu kali dalam sholat setelah melakukan takbiiratul-ihraam pertama sebelum membaca surat al Fatihah. Bacaan ini dibaca dengan pelan baik oleh imam dan makmum dalam sholat berjamaah atau sholat sendirian.
Membacadoa qunût di rakaat kedua shalat subuh dan di rakaat terakhir shalat witir yang dilaksanak an pada paruh kedua di bulan Ramadhan. Berdiri untuk membaca doa qunut. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw setelah bacaan qunut; Berdiri untuk membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw
Bapak(panggilan akrabnya di kalangan Subud) menerima latihan secara spontan (dalam khasanah internal Kebatinan dikatakan telah menerima WAHYU. Sebutan ini dari kacamata Agama Islam dinilai agak kurang PAS karena yang menerima wahyu hanya para nabi. Lebih tepatnya menerima ilham) pada tahun 1925, saat berumur 24 tahun.
yangdimaksud dengan al isyraqi (penyinaran) adalah penyinaran jiwa yang memancarkan cahaya dalam hati, sebagai hasil dari pembinaan jiwa dan penggemblengan ruh disertai dengan penyiksaan badan untuk membersihkan dan menyucikan ruh, yang ajaran ini sebenarnya ada pada semua sekte-sekte tasawuf, akan tetapi ajaran sekte ini cuma sebatas pada
Tag Kasiat ayat kursi dan surah al fatihah mengusir jin dalam tubuh. KEKUATAN SURAT AL IKHLAS UNTUK MENDATANGKAN UANG. By admin Posted on Agustus 29, 2016 Desember 21, 2016. Hakekat dan Keutamaan Bismillah Kategori. Ajian (9) Amalan (56) Doa (45) Dzikir (11) Ilmu Gaib (20) Ilmu Hitam (1) Jimat (7) Kebal (11) Kekayaan (16)
qbpFa. - Surah Al-Fatihah mempunyai sejumlah nama lain. Di antaranya ialah Ummul-Kitab, Ummul-Quran, as-Sab'ul Matsani, Asy-Syifa, atau Ar-Ruqyah. Di antara sejumlah keutamaan yang dimiliki surah 7 ayat tersebut adalah sebagai alat penyembuh dan menjadi syarat sah dalam salat. Membaca surah Al-Fatihah menjadi salah satu syarat utama dalam melangsungkan ibadah salat. Andai tidak melakukannya, maka salat tersebut menjadi tidak sah. Mengutip salah satu hadis, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda"Tidak sah shalatnya seseorang yang tidak membaca Al-Fatihah," HR Muslim. Maka, sebagai seorang muslim yang taat, memahami dan mengetahui tentang isi surah Al-Fatihah begitu menjadi sangat penting lantaran berpengaruh langsung terhadap keabsahan dari salat. Selain itu, Al-Fatihah juga menjadi pembuka dalam Al-Qur'an. Yang bermakna bahwa surah tersebut memiliki kedudukan yang sangat mulia hingga ditempatkan di awal sebelum memasuki ayat-ayat suci dalam firman-Nya. Berikut adalah beberapa keutamaan lain yang dimiliki surah Al-Fatihah 1. Sebagai PenyembuhDalam ayat kedua, dituliskan bahwa "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan,". Melalui ayat tersebut, Al-Fatihah memiliki keutamaan dengan khasiatnya sebagai penyembuh bagi penyakit hati. Seperti sombong hingga riya dengan tujuan menyombongkan diri. Disebutkan bahwa salah satu ulama, Ibnul Qayyim, menuturkan "Sering aku mendengar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, Iyya-Ka na’budu dan Iyya-Ka nasta’in merupakan obat dari penyakit kesombongan. Ayat-ayat dalam surah Al-Fatihah ini pun dipercaya dapat menyembuhkan diri dengan disertai rasa keyakinan terhadap Allah SWT. Selain itu, Al-Fatihah juga dapat digunakan sebagai media ruqyah. Hadis riwayat Muslim menuliskan"Wahai Rasulullah, demi Allah aku tidak meruqyahnya kecuali dengan surat Al-Fatihah, Rasulullah tersenyum dan berkata “Bagaimana engkau tahu, bahwa Al-Fatihah bisa untuk ruqyah?, kemudian Rasulullah berkata “Ambillah upahmu, dan berikan aku bagian dari upah itu”. 2. Surah yang MuliaDalam salah satu hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda"Alhamdulillah rabbil alamin, adalah tujuh surat terbesar yang berisi pujian dan terus diulang, intisari dari Al-Qur’an yang mulia yang diturunkan kepadaku," HR Bukhori. Dalam versi lain, Rasulullah juga pernah berkata“Maukah engkau aku beritahu tentang ayat Al-Qur’an yang paling mulia, maka beliau membaca surat Al-Fatihah," HR An-Nassai. Keistimewaan yang dimiliki surah Al-Fatihah tersebut dapat kembali diperjelas melalui salah satu hadis dalam riwayat At-Tirmidzi. "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah diturunkan di Taurat, Injil, Zabur dan dalam al-Qur`an seperti itu, sesungguhnya ia adalah tujuh ayat yang diulang-ulang dan al-Qur`an yang agung yang diberikan padaku". 3. Jauh dari Gangguan SetanMembaca surah ini secara berturut-turut juga mempunyai sejumlah manfaat lainnya. Yakni mendapatkan pahala layaknya membaca sepertiga Al-Qur-an, dianggap menyedekahkan emas di jalan Allah, serta menjauhkan diri dari gangguan setan. Sebelum pergi tidur, surah Al-Fatihah juga bisa menjadi salah satu amalan sesuai yang biasa dilakukan oleh Nabi. Lalu diikuti bacaan Al-Ikhlas, al-Falaq, dan An-Nas sebanyak tiga kali. Dari Aisyah ra. beliau berkata"Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ surah Al-Ikhlash, ’Qul a’udzu birobbil falaq’ surah Al-Falaq dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ surah An-Naas. "Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali," HR. Bukhari. Bacaan Surah Al-Fatihah Berikut bacaan surah Al Fatihah dalam bentuk tulisan bahasa Arab, latin, beserta terjemahannya. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ - ١ Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ - ٢ Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ - ٣ Ar-raḥmānir-raḥīm Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ - ٤ Māliki yaumid-dīn Pemilik hari pembalasan. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ - ٥ Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ - ٦ Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm Tunjukilah kami jalan yang lurus, صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ٧ Sirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan jalan mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang juga Kultum Ramadhan 2021 Makna Lailatul Qadar & Hikmah Surah al Qadar Surah Al-Insyirah Ayat 1-8 Bacaan, Arti dan Kandungannya Bacaan Surah An-Nisa Ayat 146 Arti-Makna Tentang Ikhlas & Sabar - Pendidikan Kontributor Beni JoPenulis Beni JoEditor Dhita Koesno
> PENGANTAR Al-Fatihah dinamakan juga Ummul kitab yang berarti induk kitab atau pokok kitab, karena isinya sangat luas mencakup seluruh isi Al Qur’an[1,2]. Dinamakan juga tujuh yang diulang-ulang Sab’ul Matsaani karena selalu dibaca pada setiap rakaat shalat [6]. Tanpa al-Fatihah shalat Umat Islam dikatakan batal dan tidak sah, hal ini yang menunjukkan peran fundamental dari surat ini sebagai induk dari surat-surat selanjutnya. Pengertian-pengertian diatas merupakan pengertian umum yang diberikan kepada surat al-Fatihah karena berbagai keistimewaannya. Namun, sejauh ini pengertian di atas diungkapkan dari segi peribadahan. Untuk tinjauan risalah ini, saya mencoba menelusurinya lebih rinci dengan menyertakan konsep fisis yang sudah umum diketahui. Pada beberapa bab sebelumnya, saya sempat menyinggung sedikit informasi tentang Basmalah sebagai awal mula penciptaan. Berikut ini saya uraikan lebih rinci dari konsep dan penafsiran yang mendasarinya sampai penafsiran surat pertama sampai ketujuh dalam konteks penciptaan makhluk dan perjalanan ruhani untuk kembali menemui Allah SWT. Dengan menggunakan firman “kun fa yakuun” sebagai manifestasi kehendak Allah SWT, terungkap kaitan yang jelas antara firman “kun fa yakuun”QS 3682 dengan kalimat “Basmalah” Qs 11 yang tercantum sebagai ayat pertama dari surat al-Fatihah. Untuk menguraikan secara lebih terinci kaitan “kun fa yakuun” dengan “Basmalah” serta surat al-Fatihah secara utuh, maka kita akan meninjau surat al-Fatihah dalam konteks penciptaan semua makhluk yang merupakan Pembukaan Kitab karena merupakan surat yang pertama dalam susunan al-Qur’an. Risalah yang Anda baca sebagai Blogebook ini merupakan bagian Bab 12 dari risalah mawas diri Kun Fa Yakuun Man Arofa Nafsahu Faqod Arofa Robbahu yang terdiri dari 1432 halaman. Bagian ini telah mengalami revisi dengan revisi palibng akhir tanggal 1-9-2009. Dari Tauhid menjadi Basmalah Sebagai Pokok Tujuh Ayat Al-Fatihah Kalimat “Basmalah” menurut penafsiran Ibnu Arabi [141] dalam kitab “Tafsirul Qur’anil Karim” terdiri dari 18 huruf yang terucapkan. Sedangkan yang tertera pada tulisan berjumlah 19 huruf. Apabila kalimat-kalimat diuraikan menjadi terpisah huruf demi huruf, maka jumlah huruf yang terpisah berjumlah 22. Kendati demikian, menurut hemat saya sebenarnya terdapat huruf Alif tambahan yang dinyatakan secara simbolis yang menyertai huruf Ba dan terartikulasikan dengan Kekuasaan Al-Rahmaan ketika manusia mengatakannya dengan lidah atau ketika berbicara yaitu lafaz “Alif” dengan nilai 111. Sehingga total terdapat empat huruf Alif tersembunyi sebelum huruf Ba. Oleh karenanya kalimat Basmalah dapat menjadi 23 huruf dimana Ism Dzatiyah Allah teraktualisasikan sebagai 23 pasang kromosom manusia. Dan karena itu pula manusialah yang menjadi mediator Penampilan Tuhan. Dalam hal ini, sebagai suatu keyakinan Islam, maka Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, hamba dan KekasihNya menjadi KEY atau KUNCI supaya penampilan Tuhan pada manusia muncul menjadi Jamal dan Jalalnya [Kemahagungan dan KemahaindahanNya]. Dari sini pula maka tugas manusia Muhammad sebagai sosok Nabi dan Rasul terakhir dengan amanah untuk menyiarkan Islam sebagai tuntunan hidup mendapat tugas untuk memaknai, mengucapkan dan mengaktualkan secara nyata kalimat Basmalah menjadi Ummul Kitab al-Qur’an maupun menjadi pedoman hidup semua manusia. Satu huruf Alif yang tertulis sebelum huruf Ba menyatakan aktualisasi dari Asma Elementer Allah yang pertama kali dikenali dengan akal pikiran dan dimaknai dengan Qolbu al-Mu’minun QM. Sehingga huruf tersebut merupakan simbol penegakan ke-Esa-an Tuhan yang kelak menjadi dasar penguraian sistem ilmu pengetahuan yang terpahami manusia sampai akhirnya simbol Penegak itu dibunyikan dengan hembusan nafas al-Rahmaan. Tiga huruf Alif yang terartikulasikan dengan “berbicara” yang tersembunyi di dalam lafaz “Bism” dalam kalimat Basmalah merepresentasikan tiga alam besar yaitu, 1. Alif Pertama mewakili Alam Ilahi Yang Haq – menurut pengertian Dzat, sehingga alam ini tidak lain adalah zona Ahadiyyah yang gaib Alif kedua adalah Sifat dan Asma yang terkonfirmasikan pertama kali sebagai Asma ar-Rahmaan dan ar-Rahiiim namun alam ini belum tercitra alam inderawi. Dalam terminologi alam jamak tasawuf disebut zona Alif ketiga adalah alam Af’al Allah yang maujud dan tercitra secara inderawi sebagai penampakkan Asma-asma dan Sifat-sifat Allah di alam inderawi atau zona Tajalli Shuhudi. Menurut pakar tafsir al-Qurtubhi w. 671 H, seperti dikutip M. Quraish Shihab dalam tafsir al-Mishbah jilid 1[6], penulisan huruf alif pada Basmalah adalah karena pertimbangan praktis semata karena kalimat ini sering ditulis dan diucapkan, sehingga untuk mempersingkat tulisan ini ia ditulis tanpa alif. Menurut penafsiran Az-Zarkasyi w. 794 H dalam kitabnya “al-Burhan” disebutkannya bahwa penulisan al-Qur’an memang mengandung rahasia-rahasia tertentu. Dalam hal menanggalkan huruf Alif pada tulisan atau kata-kata di alam al-Qur’an, az-Zarkasyi mengemukakan kaidah yang intinya adalah bahwa penanggalan huruf alif itu mengisyaratkan bahwa ada sesuatu dalam rangkaian katanya yang tidak terjangkau oleh panca indera. Dalam Basmalah, kata Allah dan ar-Rahmān tidak dapat terjangkau dengan hakikatnya. Kedua kata itu tidak dapat digunakan kecuali untuk menunjuk Tuhan Yang Maha Esa. Kata Bismi yang dirangkaikan dengan Allah dan ar-Rahmān bermaksud mengisyaratkan hal itu. Atas dasar itu pula maka penulisan kata bismi pada surah Iqra’ ditulis dengan menggunakan huruf alif, karena surah tersebut yang dikemukakan adalah yang disifati dengan Rabb/pemelihara, sedangkan pemeliharaan Tuhan sudah cukup jelas terlihat pada seluruh hamba-hamba-Nya. Rasyid Khalifah w. 1990 M berpendapat bahwa ditanggalkannya huruf alif pada Basmalah adalah agar jumlah huruf-huruf ayat ini menjadi 19 huruf, tidak duapuluh. Ini karena angka 19 mempunyai rahasia yang berkaitan dengan al-Qur’an. Menurut hemat saya, dari berbagai penafsiran mengenai makna kerahasiaan huruf Alif dalam kata bismi dalam Basmalah diatas, sebenarnya terdapat suatu hal penting yang menunjukkan bahwa kalimat Basmalah sebagai suatu kalimah pembuka dalam mengawali semua penciptaan alam nyata mengandung pengertian bahwa penciptaan atau kehidupan itu sendiri selamanya adalah atas suatu anugerah Allah semata yang mempunyai 7 Asma dan Sifat Allah, al-Hayyu, al-Qayyum, al-Iradah, al-Qudrah, ar-Rahmaan dan ar-Rahiim. Ke 7 Asma dan Sifat itu adalah maujud dari sifat Allah yang Maha Berilmu. Sifat ini secara langsung akhirnya menjadi dasar dari maujud yaitu yang diwujudkan karena Kekuasaan Allah SWT alam semesta dan isinya sebagai kontinuitas firman “Kun fa yakuun” QS 3682. Firman Kun Fa Yakuun dinyatakan setelah Ahadiyyah Dzat terkonfirmasikan dari kalimat tauhid sepuluh huruf sebagai Pertolongan Allah yaitu “Laa ilaaha illa Huwa” dalam penyaksian pra-eksistensi QS 7172 setelah “Bala…” dinyatakan oleh makhluk pertama yaitu Nur Muhammad. Karena itu, di alam lahiriah akan muncul sebagai kalimat tauhid “Laa ilaaha illaa Allah” 12 huruf Arab yang dinyatakan dan akhirnya muncul firman-Nya sebagai surat al-Ikhlas QS 1121, “Qul huwallaahu Ahad Katakanlah, “Dialah Allah Yang Maha Esa”” sebagai kalimah penciptaan pertama ketika Allah berkehendak mandiri untuk memperkenalkan eksistensi Diri-Nya. Dari penauhidan dengan al-Ikhlas [112]1 ini maka Allah dikenali sebagai Alif Lām Lām Ha, 4 huruf Arab yang menyatakan eksistensi-Nya di Ahadiyyah Dzat sebagai Yang Maha Esa. Setelah penauhidan oleh Diri-Nya Sendiri, maka Dia menetapkan as-Shamadiyyah-nya sebagai “Allaahush Shamad Allah tempat meminta” QS 1122. Sehingga segala sesuatunya aktual “jika dan hanya jika” semua makhluk bergantung hanya kepada-Nya sebagai harga mutlak ketidakterbatasan Diri-Nya sebagai Yang Maha Berkuasa. Ketika ayat ke-1 sampai ke-4 terucapkan-Nya secara penuh sebagai surat ke-112 atau al-Ikhlas maka 2 pasang Sifat-Nya maujud menjadi 4 sifat yaitu al-Hayyu & al-Qayyum dan Al-Iradah & Al-Qudrah. Jadi, di wilayah Ahadiyyah dan Shamadiyyah Diri-Nya dikenali oleh Diri-Nya sendiri aku “Mengenal Allah dengan Allah” demikian sabda Nabi SAW selanjutnya menegaskan hakikat penauhidan yang mampu dilakukan oleh makhluk terbatas. Dengan Allah sebagai Dzat yang secara langsung menyatakan keinginan dan kehendak-Nya dalam menampilkan Kekuasaan-Nya dalam penciptaan makhluk sebagai suatu proses, maka Allah menganugerahkan pengetahuan-Nya kepada manusia secara khusus, dan semua makhluk secara umum, dalam batasan potensinya masing-masing untuk mengenal-Nya, dan bertasbih memuja dan memuji-Nya yang dinyatakan dalam QS 591 dan QS 571-7.“Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi telah bertasbih kepada Allah. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Bijaksana. Kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi. Dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan. Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan sebagian dari hartanya memperoleh pahala yang besar. QS 571-7 Dari Sebuah Titik Menjadi Lingkaran Penciptaan setelah cetusan “kun fa yakuun“ dapat digambarkan sebagai pecahnya simetri kekekalan Allah untuk memperkenalkan diri-Nya dengan cara menciptakan makhluk yang menjadi citra kesempurnaan-Nya. Maujud dari al-Iradah dan al-Qudrah, hanya dipenuhi oleh bentuk titik yang berproses sebagai awal kemudian menjadi lingkaran. Bentuk demikianpun sejatinya dimaksudkan Allah untuk manusia yang mampu menggali dan memahami ilmu pengetahuan-Nya. Maksud saya, jangan beranggapan bahwa bentuk demikianlah yang hanya dimiliki oleh Allah SWT sebagai Maha Pencipta. Tidak, bukan itu maksudnya, tetapi bentuk titik yang menjadi lingkaran adalah bentuk atau format pengetahuan mendasar yang dipilihkan oleh-Nya untuk manusia yang berkecerdasan terbatas. Dan dengan demikian juga maka semua penciptaan akan didasarkan prinsip keterbatasan ini yang difirmankan Allah sebagai “sesuai dengan ukuran atau kadar”, “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran QS 5449, 1521”. Hal ini akan mempengaruhi semua bentuk makhluk selanjutnya dan kita kenal kemudian sebagai kuantifikasi. Di alam semesta kita ini, bentuk titik menjadi lingkaran itulah yang telah dipilihkan-Nya karena mewakili Asma-asma dan Sifat-sifat-Nya yang terpahami oleh akal pikiran manusia. Artinya, dalam bentuk fundamental ini, baik mikro dan makro, awal dan akhir akan menutup kedirinya sendiri, artinya semuanya dari Pencipta dan akan kembali kepada Pencipta pula akhirnya. Hal ini juga menetapkan makna bahwa antara yang lahir dan yang batin seperti ditegaskan QS 573 tidak lain adalah Pencipta juga. Namun, untuk bertemunya titik awal dan akhir, yang lahir dan yang bathin, manusia sebagai makhluk yang berada dalam wadah penciptaan yang terbatas, harus mampu menyingkapkan hakikat eksoterisnya langkah-demi langkah dengan mempelajari yang terletak diantara keduanya yakni alam semesta dan dirinya sendiri manusia sebagai makhluk berakal danmampu memaknai AdaNya sebelum semua makhluk mengucapkan “ada” sebagai 141 huruf. Lantas manusia harus merubuhkan hambatan psikologisnya yaitu realitasnya sebagai makhluk fisikal yang sebenarnya adalah penjaranya atau Penjara Ghairil. by.
Foto via disebut Fatihah? kenapa tidak dengan nama yang lain?Diakui atau tidak, umat islam banyak yang taqlid untuk mengikuti ajaran-ajaran Islam tanpa mengetahui arti, hakikat dan makna dari surat setiap hari dibaca dan hampir tidak lepas dengan surat Al-Fatihah, untuk itu pengertian, makna dan hakikat surat Al-Fatihah menjadi penting Al-Fatihah menjadi menu sehari-hari umat Muslim dalam menjalankan ibadah. Tak hanya menu sehari-hari, Surat Al Fatihah telah menjadi nafas umat Islam di belahan itu, pengertian dan isi makna dari Surat Al Fatihah menjadi penting diketahui agar kita sebagai umat Islam bukan saja memposisikan bacaan ritual semata, tetapi juga mengetahui pengertian Surat Al Fatihah, hakikat Surat Al Fatihah dan makna dari Surat Al Juga Allah SWT Sudah Mempersiapkan Anak di Surga Bagi Pasangan yang Mandul, Benarkah?Diakui atau tidak, umat Islam banyak yang taqlid untuk mengikuti ajaran-ajaran Islam tanpa mengetahui arti, hakikat dan makna dari Surat Al Fatihah. Padahal, Surat Al Fatihah memiliki substansi, esensi dan isi kandungan yang menjadi inti daripada isi Al hadirnya tulisan surat al fatihah bahasa indonesia, diharapkan umat Muslim bisa mengerti dua hal, yaitu arti terjemahan Surat Al Fatihah secara mengetahui hakikat dan makna dari Surat Al Fatihah. Dengan begitu, ibadah kita semakin khusyuk dan sempurna apabila kita paham dan mengerti segala apa yang ada di dalam kandungan Surat Al Fatihah yang menjadi surat pembuka dalam Al dari Surat Al-FatihahSurat Al Fatihah biasa disebut dengan ejaan surah al fatihah. Kenapa disebut dengan fatihah? Kenapa tidak dengan nama yang lain?Ya, Allah SWt telah memilih Surah Al Fatihah sebagai pembukaan dalam Al Quran. Oleh karena itu, Allah Swt memberikan nama Surat Al Fatihah di mana al fatihah berarti Al Fatihah adalah surat yang diturunkan di kota Mekah yang terdiri 7 ayat. Selain dijuluki “pembuka” sebagaimana arti al fatihah, Surat Al Fatihah juga dikatakan sebagai ummul kitab yang artinya adalah induknya kitab Al demikian? Pasalnya, Allah Swt sudah memberikan klaim bahwa Surah Al Fatihah adalah induk dari segala isi yang ada dalam kitab Al Qur’ Al Fatihah juga menjadi bacaan wajib saat sholat dan biasa dibaca sebelum membaca surat-surat yang ada dalam Al Qur’ karena itu, Surat Al Fatihah dikatakan sebagai As Sab’ul Matsaany yang berarti ayat yang jumlahnya tujuh dan dibaca berulang dalam setiap arti dari Surat Al Fatihah. Selanjutnya, kita bahas mengenai hakikat dan makna surat Al Juga Bacaan Tawasul dan Tahlil LengkapHakikat dan makna dari Surat Al FatihahSurat Al Fatihah memiliki peran sentral dalam setiap pengalaman beragama umat Muslim. Tanpa memakai Surah Al Fatihah, sebuah aktivitas sholat dianggap tidak itu, dalam sebuah hadis dinyatakan bahwa sholat yang tidak menggunakan Surat Al Fatihah, maka sholatnya menjadi pincang dan tidak begitu, ada semacam pemakluman bagi umat Muslim yang tidak hafal Surat Al Fatihah agar membaca surah al fatihah yang disingkat “subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahuakbar wala qaula wala kuwata ila billa hil aliyyil adzim.”Berikut ini adalah surat al fatihah bahasa indonesia untuk selanjutnya kita mengetahui arti, hakikat dan makna dari surah al al fatihah bahasa IndonesiaAlhamdulillahi rabbil alaminArtinya adalah segala puji untuk Allah sebagai Tuhan segala semesta alam. Hakikat dan makna dari ayat ini adalah kita sebagai manusia sudah seharusnya memuji Allah sebagai Tuhan bagi segala makhlum yang ada di alam semesta, baik manusia, jin, hewan, tumbuhan, planet, galaksi dan segala yang ada di semesta Alhamdulillahi rabbil alamin biasanya digunakan umat Muslim untuk bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada hambanya. Ucapan Alhamdulillahi rabbil alamin sudah menjadi bagian dari tradisi dan budaya umat Islam saat mendapatkan berkah atau sesuatu yang dianggap menyenangkan arrahmanirrahim artinya maha pemurah dan maha peyayang. Arti dan tafsir arrahmanirrahim menggambarkan sifat-sifat Allah yang maha pengasih pemurah dan maha lah satu-satunya dzat yang memiliki keluasan rasa kasih kepada makhluknya tanpa batas dan punya rasa sayang kepada makhluk-Nya yang tiada makna dan hakikat surat Al Fatihah yang termaktub dalam ayat arrahmanirrahim artinya memberitahukan kita bahwa hidup ini, kesehatan ini, dan apa yang ada dalam diri kita saat ini merupakan rahmat dari kasih dan sayang Allah kepada kita. Pernahkah kita berpikir bahwa kesehatan itu mahal harganya?Kesehatan yang mahal harganya itu menjadi bagian dari rahmat, kasih dan sayang Allah kepada kita. Oleh karena itu, melalui surat Al Fatihah dalam ayat Arrahmanirrahim artinya kita harus senantiasa mengerti bahwa kasih dan sayang Allah kepada makhluknya tidak yaumiddinAyat dan kalimat maliki yaumiddin artinya yang menguasai pada Hari Pembalasan kelak. Malik berarti yang menguasai, dan yaumiddin berarti hari juga yang mengartikan Maaliki yaumiddin adalah Allah yang maha merajai hari akhir atau hari pembalasan itu hanya sekadar mampir minum dan hakikat daripada kehidupan adalah akhirat di mana hari pembalasan selalu ada untuk memberikan pembalasan terhadap apa yang dikerjakan manusia selama sebuah ayat dalam Al Quran disinggung bahwa seberat biji zarah pun setiap perbuatan baik kebaikan maupun keburukan pasti ada balasannya. Dan, di hari pembalasan kelak hanya Allah yang menguasai atau singkat, tafsir makna dan arti dari maliki yaumiddin adalah Allah yang maha kuasa di mana Allah yang akan menguasai dan merajai nanti pada hari pembalasan, yaitu hari di mana setiap perbuatan manusia mendapatkan Juga "Pak Ustadz rezeki saya seret, apa karena orangtua saya ikut dalam tanggungan saya?"Iyya kana’budu wa iyya kanasta’inArti iyya kana’budu wa iyya kanasta’in adalah hanya Allah yang kami sembah dan hanya kepada Allah lah kami meminta makna dan hakikat dari ayat iyya kana’budu wa iyya kanasta’in adalah bahwa Allah merupakan dzat yang kita sembah dan satu-satunya dzat yang bisa dijadikan sandaran untuk meminta ayat iyya kana’budu wa iyya kanasta’in, manusia seharusnya tahu dan mengerti bahwa Allah lah satu-satunya dzat yang disembah dan Allah lah satu-satunya dzat yang dijadikan sandaran atau tempat untuk meminta pertolongan. Tidak ada yang lain. Allah adalah satu-satunya dzat yang harus kita sembah dan kita minta siratal mustaqimArti dan maksud ihdinas siratal mustaqim adalah tunjukkan kami jalan yang lurus. Hal ini menjadi doa bagi kita untuk meminta kepada Allah agar kita ditunjukkan oleh Allah dengan jalan dan hidayah yang lurus, yaitu jalan dan maksud ihdinas siratal mustaqim dalam surat Al Fatihah menegaskan kepada umat Islam untuk meminta kepada Allah agar senantiasa diberikan pintu hidayah melalui jalan yang lurus, yaitu jalan yang benar menurut hidup ini senantiasa selalu ada godaan dan bujukan rayu syaitan. Oleh karena itu, melalui kalimat ihdinas siratal mustaqim maksudnya agar kita diberikan jalan yang lurus dan dan jalan yang diridhai oleh Allah. Begitulah arti, makna dan maksud ihdinas siratal an’ amta alaihim ghoiril maghdhuubi alaihim walodh dholliinArtinya adalah jalan orang-orang yang telah Allah berikan nikmat, bukan jalan yang murkai Allah dan juga bukan jalan yang makna dan hakikat dari ayat dalam surah al fatihah ini bahwa kita meminta kepada Allah agar diberikan petunjuk atau hidayah berupa jalan yang lurus melanjutkan kalimat ihdinas siratal mustaqim.Yaitu jalan yang benar-benar dirahmati oleh Allah, bukan jalan yang dimurkai atau jalan yang sesat sebagaimana orang-orang telah dimurkai dan disesatkan oleh Allah karena kelakuan dan perbuatan mereka arti, hakikat dan makna dari surat Al Fatihah yang disertai dengan artikel surat al fatihah bahasa bisa memberikan manfaat yang nyata dalam menjalankan ibadah sehari-sehari sebagai seorang Muslim yang selalu mengharapkan rahmat dan ridho Allah. islam
Mari memaknai Surat Al Fatihah Dalam suatu hadits Nabi saw. Beliau bersabda, "Setiap kandungan dalam seluruh kitab-kitab Allah diturunkan, semuanya ada di dalam Al-Qur'an. Dan seluruh kandungan Al-Qur'an ada di dalam Al-Fatihah. Al Fatihah Dan semua yang ada dalam Al-Fatihah ada di dalam Bismillnahirrahmaanirrahiim". Bahkan disebutkan dalam hadits lain,"setiap kandungan yang ada dalam Bismillahirrahmaanirrahiim ada di dalam huruf Baa', dan setiap yang terkandung di dalam Baa’ ada di dalam titik yang berada dibawah Baa'".Hakekat Al Fatihah Perspektif MARIFAT Dalam Kajian Perspektif orang yang ma'rifat kepada Allah, Bismillaahirrahmaanirrahim itu kedudukannya sama dengan "kun" dari Allah”. Perlu diketahui bahwa pembahasan mengenai Bismillahirrahmaanirrahiim banyak ditinjau dari berbagai segi;Baik dari segi gramatikal Nahwu dan sharaf ataupun segi bahasa etimologis, disamping tinjuan dari materi huruf, bentuk, karakteristik, kedudukan, susunannya serta keistemewaanya atas huruf-huruf lainnya yang ada dalam Surat Pembuka Al-Qur'an, kristalisasi dan spesifikasi huruf-huruf yang ada dalam huruf Baa', manfaat dan rahasianya. Esensi atau hakikat makna terdalam yang relevan dengan segala hal di sisi Allah Azza WaJalla. Pembahasannya akan saling berkelin dan satu sama lainnya, karena seluruh tujuannya adalah Ma’rifat kepada Allah Azza WaJalla. Kami memang berada di gerbangNya, dan setiap ada limpahan baru di dalam jiwa maka ar-Ruhul Amin turun di dalam kalbunya kertas. Ketahuilah bahwa Titik yang berada dibawah huruf Baa' adalah awal mula setiap surat dan Kitab Allah Azza WaJalla. Sebab huruf itu sendiri tersusun dari titik, dan sudah semestinya setiap Surat ada huruf yang menjadi awalnya, sedangkan setiap huruf itu ada titik yang menjadi awalnya huruf. Karena itu menjadi keniscayaan bahwa titik itu sendiri adalah awal dan pada setiap surat dan Kitab Allah Azza WaJalla. Kerangka hubungan antara huruf Baa' dengan Tititknya secara komprehensfih akan dijelaskan berikut nanti. Bahwa Baa' dalam setiap surat itu sendiri sebagai keharusan adanya dalam Bassmalah bagi setiap surat, bahkan di dalam surat Al-Baqarah Huruf Baa' itu sendiri mengawali ayat dalam surat tersebut. Karena itu dalam konteks inilah setiap surat dalam Al-Qur'an mesti diawali dengan Baa' sebagaimana dalam hadits di atas, bahwa seluruh kandungan Al-Qur'an itu ada dalam surah Al-Fatihah, tersimpul lagi di dalam Basmalah, dan tersimpul lagi dalam Huruf Baa', akhirnya pada titik. . Hal yang sama , Allah Azza WaJalla dengan seluruh yang ada secara paripurna sama sekali tidak terbagi-bagi dan terpisah-pisah. Titik sendiri merupakan syarat-syarat dzat Allah Ta'ala yang tersembunyi dibalik khasanahnya ketika dalam penampakkan-Nya terhadap mahlukNya. Titik itu tidak tampak dan tidak Layak lagi bagi anda untuk dibaca selamanya mengingat kediaman dan kesuciannya dari segala batasan, dari satu makhraj ke makhraj ia adalah jiwa dari seluruh huruf yang keluar dari seluruh tempat keluarnya huruf. Maka, renungkanlah ya batin dari Ghaibnya sifat Ahadiyah. Misalnya anda membaca titik menurut persekutuan, seperti huruf Taa' dengan dua tik, lalu Anda menambah satu titik lagi menjadi huruf Tsaa’, maka yang Anda baca tidak lain kecuali Titik itu sendiri. Sebab Taa' bertitik dua, dan Tsaa' bertitik tiga tidak terbaca,karena bentuknya satu, yang tidak terbaca kecuali titiknya belaka. Seandainya Anda membaca di dalam diri titik itu niscaya bentuk masing-masing berbeda dengan lainnya. Karena itu dengan titik itulah masing-masing dibedakan, sehingga setiap huruf sebenarnya tidak terbaca kecuali titiknya saja. Hal yang sama dalam perspektif makhluk, bahwa makhluk itu tidak dikenal kecuali Allah. . Bahwa Anda mengenal-Nya dari makhluk sesungguhnya Anda mengenal-Nya dari Allah Azza WaJalla. Hanya saja Titik pada sebagian huruf lebih jelas satu sama lainnya, sehingga sebagian menambah yang lainnya untuk menyempurnakannya, seperti dalam huruf-huruf yang bertitik, kelengkapannya pada titik tersebut. Ada sebagian yang tampak pada kenyataannya seperti huruf Alif dan huruf-huruf tanpa Titik. Karena huruf tersebut juga tersusun dari titik-titik. Oleh sebab itulah, Alif lebih mulia dibanding Baa',karena Titiknya justru menampakkan diri dalam wujudnya, sementara dalam Baa' itu sendiri tidak tampak Titik berdiri sendiri. Titik di dalam huruf Baa' tidak akan tampak, kecuali dalam rangka kelengkapannya menurut perspektif penyatuan. Karena Titik suatu huruf Merupakan kesempurnaan huruf itu sendiri dan dengan sendirinya menyatu dengan huruf tersebut. Sementara penyatuan itu sendiri mengindikasikan adanya faktor lain, yaitu faktor yang memisahkan antara huruf dengan titiknya. . Huruf Alif itu sendiri posisinya menempati posisi tunggal dengan sendirinya dalam setiap huruf. Misalnya Anda bisa mengatakan bahwa Baa' itu adalah Alif yang di datarkan Sedang Jiim, misalnya, adalah Alif dibengkokkan' dua ujungnya. Daal adalah Alif yang yang ditekuk tengahnya. . Sedangkan Alif dalam kedudukan titik, sebagai penyusun struktur setiap huruf ibarat Masing-masing huruf tersusun dari Titik. Sementara Titik bagi setiap huruf ibarat Neucleus yang terhamparan. Huruf itu sendiri seperti tubuh yang terstruktur. Kedudukan Alif dengan kerangkanya seperti kedudukan Titik. Lalu huruf-huruf itu tersusun dari Alif sebagimana kita sebutkan, bahwa Baa’ adalah Alif yang terdatarkan. . Demikian pula Hakikat Muhammadiyyah merupakan inti dimana seluruh jagad raya ini diciptakan dari Hakikat Muhammadiyah itu. Sebagaimana hadits riwayat Jabir, yang intinya Allah swt. menciptakan Ruh Nabi saw dari Dzat-Nya, dan menciptakan seluruh alam dari Ruh Muhammad saw. Sedangkan Muhammad saw. adalah Sifat Dzahirnya Allah dalam makhluk melalui Nama-Nya dengan wahana penampakan Ilahiyah. . Anda masih ingat ketika Nabi saw. diisra'kan dengan jasadnya ke Arasy yang merupakan Singgasana Ar-Rahman. Sedangkan huruf Alif, walaupun huruf-huruf lain yang tanpa titik sepadan dengannya, dan Alif merupakan manifestasi Titik yang tampak di dalamnya dengan substansinya Alif memiliki nilai tambah dibanding yang lain. Sebab yang tertera setelah Titik tidak lain kecuali berada satu derajat. Karena dua Titik manakala disusun dua bentuk alif, maka Alif menjadi sesuatu yang memanjang. Karena dimensi itu terdiri dari tiga Panjang, Lebar dan Kedalaman. . Sedangkan huruf-huruf lainnya menyatu di dalam Alif,seperti huruf Jiim. Pada kepala huruf Jiim ada yang memanjang, lalu pada pangkal juga memanjang, tengahnya juga memanjang. Pada huruf Kaaf misalnya, ujungnya memanjang, tengahnya juga memanjang namun pada pangkalnya yang pertama lebar. Masing-masing ada tiga dimensi. Setiap huruf selain Alif memiliki dua atau tiga jangkauan yang membentang. Sementara Alif sendiri lebih mendekati titik. Sedangkan titik , tidak punya bentangan. Hubungan Alif diantara huruf-huruf yang Tidak bertitik, ibarat hubungan antara Nabi Muhammad saw, dengan para Nabi dan para pewarisnya yang paripurna. Karenanya Alif mendahului semua huruf. . Diantara huruf-huruf itu ada yang punya Titik di atasnya, ada pula yang punya Titik dibawahnya,Yang pertama titik di atas menempatip osisi "Aku tidak melihat sesuatu sebelumnya kecuali melihat Allah di sana". . Diantara huruf itu ada yang mempunyai Titik di tengah, seperti Titik putih dalam lobang Huruf Mim dan Wawu serta sejenisnya, maka posisinya pada tahap, "Aku tidak melihat sesuatu kecuali Allah didalamnya. " Karenanya titik itu berlobang, sebab dalam lobang itu tampak sesuatu selain titik itu sendiri Lingkaran kepada kepala Miim menempati tahap, "Aku tidak melihat sesuatu" sementara Titik putih menemptai "Kecuali aku melihat Allah di dalamnya." Alif menempati posisi "Sesungguhnya orang-orang yang berbaiat kepadamu sesungguhnya mereka itu berbaiat kepada Alllah." Kalimat "sesungguhnya" menempati posisi arti "Tidak", dengan uraian "Sesungguhnya orang-orang berbaiat" kepadamu tidaklah berbaiat kepadamu tidaklah berbaiat kepadamu, kecuali berbaiat kepada Allah." . Dimaklumi bahwa Nabi Muhammad saw. dibaiat, lalu dia bersyahadat kepada bersyahadat kepada Allah pada dirinya sendiri, sesungguhnya tidaklah dia itu berbaiat kecuali berbaiat kepada Allah. Artinya, Anda sebenarnya tidak berbaiat kepada Muhammad saw. tetapi hakikat-nya berbaiat kepada Allah swt. Itulah arti sebenarnya dari Khilafah tersebut. . Menurut Ibnu Araby dalam Kitab Tafsir Tasawufnya, "Tafsirul Qur'anil Karim" menegaskan, bahwa dengan menyebut Asma Allah, berarti Asma-asma Allah Azza WaJalla diproyeksikan yang menunjukkan keistimewaan-nya, yang berada di atas Sifat-sifat dan Dzat Allah Ta'ala. Sedangkan wujud Asma itu sendiri menunjukkan arah-Nya, sementara kenyataan Asma itu menunjukkan Ketunggalan-Nya. . Allah itu sendiri merupakan Nama bagi Dzat Ismu Dzat Ketuhanan. dari segi Kemutlakan Nama itu sendiri. Bukan dari konotasi atau pengertian penyifatan bagi Sifat-sifat-Nya, begitu pula bukan bagi pengertian "Tidak membuat penyifatan". . "Ar- Rahman" adalah predikat yang melimpah terhadap wujud dan keparipurnaan secara universal. menurut relevansi hikmah. dan relevan dengan penerimaan di permulaan pertama. . "Ar-Rahiim" adalah yang melimpah bagi keparipurnaan maknawi yang ditentukan bagi manusia jika dilihat dari segi pangkal akhirnya. Karena itu sering. disebutkan, "Wahai Yang Muha Rahman bagi Dunia dan akhirat, dan Maha Rahim bagi akhirat". . Artinya, adalah proyeksi kemanusiaan yang sempuma, dan rahmat menyeluruh, baik secara umum maupun khusus, yang merupakan manifestasi dari Dzat Ilahi. Dalam konteks, inilah Nabi Muhammad saw. Bersabda, "Aku diberi anugerah globalitas Kalam, dan aku diutus untuk menyempurnakan akhlak menuju paripurna akhlak". . Karena. kalimat-kalimat merupakan hakikat-hakilkat wujud dan kenyataannya. Sebagaimana Isa as, disebut sebagai Kalimah dari Allah Azza WaJalla. Seangkan keparipurnaan akhlak adalah predikat dan keistimewaannya. Predikat itulah yang menjadi sumber perbuatan-perbuatan yang terkristal dalam jagad kemanusiaan. Memahaminya sangat halus. Di sanalah para Nabi - alaihimus salam - meletakkan huruf-huruf hijaiyah dengan menggunakan tirai struktur wujud. Kenyataan ini bisa djtemukan dalam periode! Isa as, periode Amirul Mukminin Sayyidina Ali Karromallahu Wajhah, dan sebagian masa sahabat, yang secara keseluruhan menunjukkan kenyataan tersebut. . Disebutkan, bahwa Wujud ini muncul dari huruf Baa’ dari Basmalah. Karena Baa’ tersebut mengiringi huruf Alif yang tersembunyi, yang sesungguhnya adalah Dzat Allah. Disini ada indikasi terhadap akal pertama, yang merupakan makhluk awal dari Ciptaan Allah, yang disebutkan melalui firman-Nya, "Aku tidak menciptakan makhluk yang lebih Kucintai dan lebih Kumuliakan ketimbang dirimu, dan denganmu Aku memberi. denganmu Aku mengambil, denganmu Aku memberi pahala dan denganmu Aku menyiksa". Al-hadits. . Huruf-huruf yang terucapkan dalam Basmalah ada 18 huruf. Sedangkan yang tertera dalam tulisan berjumlah 19 huruf. Apabila kalimat-kalimat menjadi terpisah. maka jumlah huruf yang terpisah menjadi 22. Delapan belas huruf mengisyaratkan adanya alam-alam yang dikonotasikannya dengan jumlahnya. 18 ribu alam. Karena huruf Alif merupakan hitungan sempurna yang memuat seluruh struktur jumlah. Alif merupakan induk dari seluruh strata yang tidak lagi ada hitungan setelah Alif. Karena itu dimengerti sebagai induk dari segala induk alam yang disebut sebagai Alam Jabarut, Alam Malakut, Arasy, Kursi, Tujuh Langit., dan empat anasir, serta tiga kelahiran yang masing masing terpisah dalam bagian-bagian tersendiri. . Sedangkan makna sembilan belas, menunjukkan penyertaan Alam Kemanusiaan. Walau pun masuk kategori alam hewani, namun alam insani itu menurut konotasi kemuliaan dan universalitasnya atas seluruh alam dalam bingkai wujud, toh ada alam lain yang memiliki ragam jenis yang prinsip. Ia mempunyai bukti seperti posisi Jibril diantara para Alif yang tersembunyi yang merupakan pelengkap terhadap dua puluh dua huruf ketika dipisah-pisah, merupakan perunjuk pada Alam Ilahi Yang pengertian Dzat. Sifat dan Af 'aal. Yaitu tiga Alam ketika dipisah-pisah, dan Satu Alam ketika dinilai dari hakekatnya. . Sementara tiga huruf yang tertulis menunjukkan adanya manifestasi alam-alam tersebut pada tempat penampilannya yang bersifat agung dan manusiawi. . Dan dalam rangka menutupi Alam Ilahi, ketika Rasulullah saw, ditanya soal Alif yang melekat pada Baa', "dari mana hilangnya Alif itu?" Maka Rasulullah saw, menjawab, "Dicuri oleh Syetan". Diharuskannya memanjangkan huruf Baa'nya Bismillah pada penulisan, sebagai ganti dari Alifnya. Menunjukkan penyembunyian Ketuhanannya predikat Ketuhanan dalam gambaran Rahmat yang tersebar. Sedangkan penampakannya dalam potret manusia, tak akan bisa dikenal kecuali oleh ahlinya. Karenanya, dalam hadist disebutkan;"Manusia diciptakan menurut gambaran Nya". Dzat sendiri tersembunyikan oleh Sifat, dan Sifat tersembunyikan oleh Af'aal. Af'aal tersembunyikan oleh jagad-jagad dan makhluk. Oleh sebab itu, siapa pun yang meraih Tajallinya Af'aal AllahAzza WaJalla dengan sirnanya tirai jagad raya, maka ia akan tawakkal. Sedangkan siapa yang meraih Tajallinya Sifat dengan sirnanya tirai Af'aal, ia akan Ridha dan Pasrah. Dan siapa yang meraih Tajallinya Dzat dengan terbukanya tirai Sifat, ia akan fana dalam ia pun akan meraih Penyatuan Mutlak. Ia berbuat, tapi tidak berbuat. Ia membaca tapi tidak membaca "Bismillahirrahmaanirrahiim". Tauhidnya af'aal mendahului tauhidnya Sifat, dan ia berada di atas Tauhidnya Dzat. Dalam trilogi inilah Nabi saw, bermunajat dalam sujudnya ;"Tuhan, Aku berlindung dengan ampunanmu dari siksaMu, Aku berlindung dengan RidhaMu dari amarah dendamMu, Aku berlindung denganMu dari diriMu" Subhanallah
Surah Al-Fatihah & Makna Serta Kandungan dan Keutamaannya *سُوۡرَةُ الفَاتِحَة* بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ ١ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ ٢ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ ٣ مَـٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ ٤ إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ ٥ اِهۡدِنَا ٱلصِّرَٲطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ٦ صِرَٲطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ ٧ Terjemahan Surah Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam Maha Pemurah lagi Maha Penyayang Yang menguasai hari pembalasan Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan Tunjukilah kami jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka ; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang tersesat Penjelasan Surah dan Maknanya Surah ini mengandung beberapa unsur pokok yang mencerminkan seluruh isi Al-qur'an yaitu 1. Keimanan Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas sesuatu ni'mat itu bagi Allah, karena Allah adalah pencipta dan sumber segala ni'mat yang terdapat di alam ini. Diatara nikmat itu ialah nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata "Rabb" dalam kalimat "Rabbil 'aalamin" tidak hanya berarti "Tuhan" dan "Penguasa" tetapi juga mengandung arti Tarbiyah yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah, karena Tuhanlah Yang Maha Kuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan dan penumbuhan oleh Allah haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagunan dan kemuliaan Allah, serta berguna bagi masyarakat. Oleh karena keimana ketauhidan itu merupakan masalah yang pokok, maka di dalam surah Al-fatihah tidak cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu "iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin" Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Yang dimaksud dengan "Yang menguasai hari pembalasan" ialah pada hari itu Allahlah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaanNya. Hal ini mengandung adti janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. "Ibadat" yang terdapat pada ayat 5 semata-mata ditunjukkan kepada Allah 2. Hukum-Hukum Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud hidayat disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai keyakinan maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran. 3. Kisah-Kisah Kisah para Nabi dan kisah orang dahulu yang menentang Allah. Sebagian besar dari ayat-ayat Al-Qur'an memuat kisah-kisah para nabi dan kisah-kisah yang yang terdahulu yang menentang Allah. Yang dimaksud orang yang diberi nikmat dalam ayat ini ialah para nabi, para shiddiqin orang-orang yang sungguh-sungguh beriman syuhada orang-orang yang mati syahid sholihin orang-orang yang sholeh . Sedangkan orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat ialah golongan yang menyimpan dari ajaran Islam . Keutamaan Surah Al-Fatihah Apabila dia hamba mengucapkan Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan sekalian alam. Allah Taa’la menjawab Hambaku apabila dia hamba mengucapkan Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Allah Taa’la menjawab HambaKu menyanjung-nyanjungKu. Dan apabila dia hamba mengucapkan Yang menguasai hari pembalasan. Allah Taa’la menjawab HambaKu mengagung-agungkanKu. Dan apabila dia hamba mengucapkan Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Allah Taa’la menjawab Ini adalah antara Aku dengan hambaKu dan bagi hambaKu apa yang dia minta. Dan apabila dia hamba mengucapkan Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Allah Taa’la menjawab Ini adalah untuk hambaKu dan bagi hambaKu apa yang dia minta. HR. Muslim dan An-Nasai Al-Fatihah adalah surat yang paling utama. Dari Anas bin Malik ra. berkata Tatkala Nabi saw dalam sebuah perjalanan lalu turun dari kendaraannya, turun pula seorang lelaki di samping beliau. Lalu Nabi menoleh ke arah lelaki tersebut kemudian berkata “Maukah kamu aku beritahukan surat yang paling utama di dalam al-Quran? Anas berkata Kemudian Nabi saw membacakan ayat segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.’ Allah tidak pernah menurunkan dalam Taurat dan Injil yang seperti surat Al-Fatihah. HR. At-Tirmidzi dengan sanad sahih. Al-Fatihah adalah Ruqyah, yaitu jampi-jampi untuk mengobati penyakit. HR. Bukhari. Shalat tidak sah tanpa membaca Al-Fatihah. HR. Muslim dan An-Nasa’i. Al-Fatihah adalah dialog hamba dengan Allah Taa’la. HR. Muslim dan An-Nasa?i. Dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW bersabda Barangsiapa shalat yang tidak membaca di dalamnya Ummul Qur’an Al-Fatihah maka shalatnya tidak sempurna Rasulullah SAW mengulanginya tiga kali. Dari Abu Sa’id Rafi’ Ibnul Mu’alla radhiyallahu anhu, beliau mengatakan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Maukah kamu aku ajari sebuah surat paling agung dalam Al Quran sebelum kamu keluar dari masjid nanti?” Maka beliau pun berjalan sembari menggandeng tanganku. Tatkala kami sudah hampir keluar maka aku pun berkata; Wahai Rasulullah, Anda tadi telah bersabda, “Aku akan mengajarimu sebuah surat paling agung dalam Al Quran?” Maka beliau bersabda, “surat itu adalah Alhamdulillaahi Rabbil alamiin surat Al Fatihah, itulah As Sab’ul Matsaani tujuh ayat yang sering diulang-ulang dalam shalat serta Al Quran Al Azhim yang dikaruniakan kepadaku.” HR. Bukhari Lalu ditanyakan kepada Abu Hurairah Bagaimana apabila kita dibelakang imam. Abu Hurairah menjawab Bacalah Al-Fatihah dalam dirimu, karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda Allah Azza wa Jalla berfirman Aku membagi shalat Al-Fatihah antara Aku dengan hambaKu menjadi dua bagian dan bagi hambaKu apa yang dia minta. Riwayat lain menyatakan, Amr bin Shalih bertutur kepada kami“Ayahku bertutur kepadaku, dari al-Kalbi, dari Abu Salih, dari Ibnu Abbas, ia berkata “Nabi berdiri di Mekah, lalu beliau membaca, Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Kemudian orang-orang Quraisy mengatakan, “Semoga Allah menghancurkan mulutmu atau kalimat senada.” Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rosulullah saw. bersabda saat Ubai bin Ka’ab membacakan Ummul Quran pada beliau, “Demi zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, Allah tidak menurunkan semisal surat ini di dalam Taurat, Injil, Zabur dan al-Quran. Sesungguhnya surat ini adalah as-sab’ul matsani tujuh kalimat pujian dan al-Quran al-’Azhim yang diberikan kepadaku.”
hakikat al fatihah dalam tubuh